kriminal sex

kriminal sex
diadopsi dari sebuah web dan sebagai gambar hiasan

Rabu, 21 September 2011

gara gara janda idola



Agaknya cinta Idrus, 35, pada Rohyati, 40, sudah kadung mendarah daging. Meski sudah bukan lagi istrinya, masih dimonitoooor terus. Saat dengar kabar janda idolanya mau dinikahi tukang ojek, rasa cemburunya bangkit. Satir, 50, situkang ojek itupun ditusuk pisau hingga masuk RSU Saiful Anwar, Malang.
Talak satu telah jatuh, dan surat cerai telah dikeluarkan oleh Pengadilan Agama setempat. Itu artinya hubungan antara Idrus dan Rohyati menjadi ke titik nol, bukan lagi suami istri dan bukan siapa-siapa lagi. Kalau ada kewajiban lain, paling-paling berbagi harta gana-gini, hasil kerja bersama selama dalam rumah tangga. Urusan berbaci cinta, sama sekali tidak boleh lagi dan sangat dilarang agama!
Itu berlaku buat korban cerai pasangan yang lain. Bagi Idrus yang tinggal di Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang, selembar surat cerai bukan rintangan untuk terus mencintai Rohyati bekas istrinya. Maklumlah, perceraian dulu bukan dialah inisiatornya. Mungkin ada rekayasa politik pihak lain, dan tahu-tahu disidang beberapa kali di Pengadilan Agama Malang, dan istrinya pun lepas dari tangan. Padahal, Idrus masih sangat mencintai wanita yang telah memberikan dua anak tersebut.
Kalaupun dulu istri Idrus terpaksa menggugat cerai, itu karena dia sebagai pemimpin keluarga tak bisa menjaga keseimbangan dalam rumahtangga. Sebagai suami yang bertanggung jawab, mustinya Idrus mampu memberi nafkah lahir batin sama besar porsinya. Yang terjadi adalah: nafkah lahir terlalu sedikit, nafkah batin dibanyakin. Bayangkan, selama jadi bini Idrus, Rohyati hampir setiap pagi harus mandi keramas melulu.
Apakah sih sumber penghasilan Idrus selama ini, sehingga dia tak mampu memberikan jaminan layak bagi keluarganya? Lha ini……; meski sama nama tapi memang beda nasib. Idrus Marham yang di DPR, selain wakil rakyat juga Sekjen Golkar, bahkan belakangan namanya meroket setelah jadi Ketua Pansus Bank Century. Sedangkan Idrus yang di Harjokuncaran ini apa……, pekerjaan tidak jelas, penghasilan juga tak menentu. Kalaupun jadi ketua, paling-paling ketua panitia HUT RI di kampungnya. Apa yang mau dimakan? Tiang bendera?
Hal inilah yang menjadikan grafik ekonomi Idrus – Rohyati tak pernah naik, sehingga lama-lama timbulah wacana dalam keluarga besar istri, agar pasangan itu dimakzulkan saja. Ongkos politiknya tak terlalu mahal, dari pada melanjutkan koalisi permanen yang makin hari hanyalah sekedar nyithak kere (baca: menambah kemiskinan). Dan ternyata, begitu wacana bergulir, lama-lama menggelinding menjadi bola panas dan liar. Akibatnya seperti yang dirasakan Idrus pada akhirnya, dia harus benar-benar cerai dari Rohyati yang masih sangat dicintainya.
Sayang dan cinta Idrus memang tak bergeser, sehingga dia terus memantau perkembangan demi perkembangan bekas istrinya. Dia menjadi cemburu ketika dengar kabar Rohyati mau dinikahi tukang ojek si Satir. Makin cemburu lagi katika ada kabar tambahan bahwa selama ini si tukang ojek sudah biasa tidur di rumah si janda. Sungguh, Idrus tak bisa membayangkan bahwa mantan istrinya telah/akan disetubuhi lelaki lain. “Nolak saya, kok cuma dapat tukang ojek. Apa bedanya….?” kata Idrus bersungut-sungut.
Api cemburu pun makin menjalar ke mana-mana. Dua hari lalu Idrus menyiapkan pisau dan memantau sepak terjang Satir yang akan membail-out bekas jandanya. Begitu terlihat tukang ojek itu mau ke rumah Rohyati, langsung saja diindhik (diintai) dari belakang dan pisau pun ditusukkan ke perutnya hingga urus terburai. Untung pertolongan cepat segera diberikan oleh RSU Saiful Anwar, sehingga nyawa Satir masih bisa diselamatkan. Tapi Idrus sebagai inisiator dan eksekutor percobaan pembunuhan itu, kini meringkuk di Polres Malang.
Yang mau nikah bekas bini, kok ikutan panik!

tergamak atuk merogol ku



BUKAN aktivis Golkar bukan aktivis Hanura, tapi Mbah Diro, 64, sangat konsekuen dengan semboyan “lebih cepat lebih baik”. Buktinya ketika memacari janda Lilik, 35. Meski sudah koalisi, belum ada “deklarasi” sudah berani “eksekusi”. Akibatnya si janda hamil nganggur karena Mbah Diro tak mau tanggungjawab.
Orang pacaran ternyata bisa juga dianalogikan dengan partai ketika mencari kekuasaan. Saat doa sejoli menjalin cinta, bisa disebut sedang menggalang koalisi. Ketika semua sudah setuju, mereka pun menggelar deklarasi di depan penghulu, kemudian disusul dengan resepsi perkawinan di gedung atau di rumah. Setelah tamu bubar, barulah diadakan “eksekusi” alias bermalam pertama dalam rangka mbelah duren jatohan.
Di kampungnya Desa Sudimoro Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang (Jatim), Mbah Diro memang kondang sebagai lelaki tua-tua keladi keladi alias makin tua makin menjadi. Kenapa demikian? Soalnya meski usia sudah mendekati kepala 7, masih juga cengengesanmanakala melihat perempuan cantik. Jika hanya sekadar mengagumi, masih mendinglah.
Tapi ternyata Mbah Diro masih demen juga main colek dan senggol. “Teklek nang krikilan, tuwek-tuwek petakilan”, begitu orang mengutuk.
Ternyata Mbah Diro tak hanya rusak di luar, tetapi juga rusak di dalam. Buktinya, ketika anak tirinya menyandang status janda dalam usia belum 40 tahun, bukannya dianggap sebagai musibah, tapi justru menjadi berkah. Bodi dan penampillan Lilik memang sangat aduhai, sehingga setiap melihat anak tirinya keluar dari kamar mandi hanya berbalut anduk, Mbah Diri langsung gonjling miring (setengah gila). Dia membayangkan betap asyiknya bisa mencicipi si anak tiri.
Sebagai lelaki berpengalaman, Mbah Diro memprediksi bahwa dalam status janda sekian tahun, meski Lilik mudah diajak koalisi. Perkiraaannya tak meleset, sebab ketika dicolak-colek, si anak tiri itu memberi respon. Jika ada penolakan, paling bilang: “Nek ibu priksa ora enak lho pak (kalau ibu lihat nggak enak lho pak),” kata Lilik yang sebetulnya juga rindu dekapan seorang lelaki.
Melihat sikap anak tirinya yang demikian, maaf kata, Mbah Diro langsung mengadopsi jargon JK – Win itu. Dengan semangat “lebih cepat lebih baik” dia dengan gagah berani segera menjalin “koalisi” dengan anak tiri sendiri. Celakanya, belum juga digelar “deklarasi”, hari berikutnya langsung Lilik “dieksekusi”. Ternyata si janda tidak menolak, buktinya dia langsung bertekuk lutut dan berbuka paha untuk ayah tirinya. Makin celaka lagi, sang ibu sekali waktu melihat adegan itu juga diam saja.
Tahapan koalisi yang main potong kompas tersebut, tak urung membuat perut Lilik menggelembung. Penduduk pun terheran-heran, bagaimana mungkin janda nganggur kok bisa hamil. Ketika warga mempertanyakan, dengan cepat Mbah Diro memberi keterangan pers. “Oh, itu dia hamil dengan pacarnya yang kini minggat,” kata Mbah Diro enteng.
Warga semakin bertanya-tanya, karena keluarga Mbah Diro juga tak mengambil tindakan, sampai janda Lilik melahirkan. Baru setelah itu warga kembali menggelar klarifikasi. Setelah didesak-desak, Mbah Diri bilang bahwa sebetulnya tokoh pacar Lilik itu hanya fiktif semata. Sebetulnya yang menghamili dirinya sendiri.
Keruan saja warga jadi marah. Mbah Diro dilaporkan ke polisi, termasuk juga istrinya yang membiarkan tindak durjana tersebut. Istri Mbak Diro merasa ada teman ngaplus, sih.

Senin, 19 September 2011

Heboh! hangat! kanak kanak perempuan Malaysia 9 Tahun Melahirkan Anak Lelaki

Publik Malaysia digegerkan dnegan seorang bocah perempuan yangn berusia 9 tahun yang melahirkan bayi lelaki. Harian berbahasa China di Malaysia memberitakan bahwa sebelumnya bocah ini dihamili oleh pacarnya yang berusia 14 tahun.

Harian tersebut memberitakan bahwa bocah dari keluarga berantakan ini melahirkan di rumah sakit swasta bulan lalu. Bocah ini berperawakan bongsor, lebih besar dibanding teman sebayanya. Bayi itu kini dirawat neneknya.
Sang neneklah yang akhirnya mengungkap kisah cucunya tersebut kepada sebuah LSM di Malaysia hingga kabar ini sudah menggemaparkan publik Malaysia.
Mendengar kabar ini, pihak berwenang Malaysia pun menyelidiki berita yang menggemparkan ini.
Phee Boon Poh, Ketua Komisi Kesehatan, Kesejahteraan Masyarakat mengaku terkejut dengan kabar berita ini. Menurutnya kasus ini sangat serius karena terkait dengan hubungan seks dengan anak dibwah umur yang sduah masuk ke ranah pemerkosaan.
“Siapapun yang menyembunyikan informasi ini atau bersekongkol dalam kasus ini akan dihukum,” katanya seperti yang di harian Star Malaysia, Kamis (24/06) kemarin.
Sementara itu, Datuk Tun Hisan Tun Hamzah, Wakil Kepala Kepolisian Asisten Senior Komisaris, mengatakan polisi sendiri belum mendapatkan laporan kasus itu.
Sementara itu, Direktur Departemen Kesehatan Penang, Ibrahim Mohammad, mengatakan, pihaknya telah mengontak semua kepala sekolah. Mereka menyatakan tidak menemukan kasus itu.
“Namun, saya mendapat informasi bahwa ada siswi sekolah dasar yang berkali-kali diperiksa sebelum keluar dari sekolah baru-baru ini. Saya tidak bisa memastikan apakah kasus ini berhubungan. Yang jelas kami akan menyelidiki kasus ini,” tegas Ibrahim.
Popularity: 3% [?]

Sabtu, 17 September 2011

Diperkosa Ayah Kandung Tangan dan Kaki Diikat

ilustrasi penyemangat

Tragis betul nasib Ayu. Di usia 11 tahun atau masih Abg (anak baru gede), dia harus mengalami penderitaan bertubi-tubi. Bayangkan saja, 3 hari setelah kematian ibunya, ayah kandungnya sendiri malah memperkosanya. Bahkan, tiap diperkosa, tangan dan kaki Ayu diikat seharian.

Selain masih belia, Kembang pun memiliki postur tubuh yang kecil. Bahkan tingginya ditaksir mencapai 130 centimeter. Meski demikian, Kembang masih bisa tersenyum dan berlari-lari kecil saat menjalani pemeriksaan di Polres RL.

Agar beban psikologis tidak terganggu, Kapolres RL, Umar Sahid pun memberikan instruksi pada penyidik PPA untuk memeriksa korban.

Misal, korban diajak jalan-jalan ke pasar, dibelikan baju dan makanan. “Meriksanya yang santai saja ya, kasihan nanti psikologisnya. Bawa saja jalan-jalan dulu dan belikan pakaian baru. Nanti uangnya minta sama saya,” ujar Kapolres.

Kepada penyidik, Ayu menuturkan kronologis peristiwa kelabu tersebut. Tepat 3 hari kematian ibunya, Romewati, kala itu ayahnya, sebut saja Bendot, meminta Ayu memenuhi hasrat seksualnya. Kontan Ayu menolak. Namun itu pula yang membuat Bendot berang. Dia kemudian mengambil tali dan mengikat tangan dan kaki Ayu.

Selanjutnya tubuh Ayu ditelungkupkan dan dalam posisi seperti itu Bendot mulai menggarap darah dagingnya sendiri.

Peristiwa ini terus terjadi berulang kali dan selalu dilakukan malam hari. ayu mengaku sempat kabur ke rumah seorang anggota TNI AD, Husaini yang berjarak sekitar 25 km dari pondok kebun ayahnya. Namun pelariannya diketahui Bendot. Bahkan dia sempat menyeret dan mengikat tubuh Ayu sebelum dinaikkan ke atas sepeda motor. Husaini pun mengakui hal itu. “Waktu itu saya sempat menegur tersangka, ngajak anak pulang kok main ikat begitu saja. Akhirnya bapaknya pulang, setelah saya janjikan nanti akan saya antar anaknya ke rumah,” ujar Husaini.

Sehari sebelum tertangkap, Senin (27/9), Bendot sempat menyetubui Ayu terakhir kalinya. Tak tahan dengan perbuatan biadab sang ayah, korban kembali melarikan diri ke rumah Husaini dan memohon agar tidak dikembalikan lagi pada ayahnya. Saat didesak, barulah ayu akhirnya berani bercerita.

Husaini juga mengaku sempat bingung, kenapa Ayu bisa sampai ke rumahnya, sebab baru sekali berkunjung ke rumahnya, saat anaknya meninggal. “Kalau kepercayaan masyarakat sih, dia dituntun arwah ibunya. Sehingga paham jalan menuju ke rumah saya untuk meminta perlindungan,” terang Husaini.(jpnn)

Kakek 80 Tahun Cabuli Bocah SD


Kediri Tua-tua keladi, makin tua semakin menjadi. Istilah itulah yang pantas diberikan untuk Mbah Maniran (80), kakek asal Desa Sambirejo, Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang tega mencabuli bocah SD..
Di usianya yang sudah uzur itu, Maniran harus mendekam di sel tahanan Mapolres Kediri. Maniran dilaporkan telah mencabuli Rindu (7), bukan nama sebenarnya, bocah kelas I SD.

Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Arya Wibawa, pelaku dibekuk dirumahnya dan kini tengah menjalani pemeriksaan secara intensif di Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA).

"Dari keterangan korbannya, pelaku mencabuli dengan cara melorot (melepaskan, red) celananya lalu meraba-raba bagian kewanitaan korban," ungkap AKP Arya Wibawa, Jumat (5/3).

Sementara itu, pelaku mengaku tega mencabuli Rindu karena hasratnya timbul ketika melihat korban. "Saya pangku dan saya pegangi," aku Maniran.

Menurut pelaku, sebelum mencabuli korban, ia sempat membelikan bakso seharga seribu rupiah. Dengan iming-iming jajan bakso itu, kemudian korban yang memang sering bermain di depan rumahnya itu dipangku dan dicabuli.

Sedangkan, korban mengakui jika celananya sudah tujuh kali dilepas oleh pelaku. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, pelaku akan dijerat dengan UU perlindungan anak dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara. [beritajatim.com/mut]